Kamis, 20 Agustus 2009

LEMAH MENGUNDANG PENYAKIT

Setiap kali perayaan Agustusan tiba, umumnya masyarakat disibukkan dengan beragam acara untuk memeriahkan HUT kemerdekaan RI. Semangat sih boleh, tapi awas jangan sampai kelelahan!

Agustusan adalah bulan paling semarak di Indonesia. Tak hanya merah putih yang menghias setiap penjuru kota hingga desa, masyarakat pun sudah pasti disibukkan dengan berbagai acara agustusan seperti upacara bendera, aneka perlombaan, serta pawai atau karnaval.

Sejak awal bulan atau setidaknya seminggu menjelang 17 Agustus, persiapan jelang perayaan HUT kemerdekaan RI umumnya sudah dilakukan. Dari pembentukan panitia, pencarian dana, hingga pembuatan ornamen-ornamen. Bagi para pelajar dan guru, kesibukan bertambah dengan acara perkemahan yang rutin digelar dalam rangka memperingati Hari Pramuka, yaitu setiap 14 Agustus.

Sudah menjadi kebiasaan, umumnya masyarakat memang antusias mempersiapkan acara untuk mengisi perayaan kemerdekaan. Namun, perlu diingat bahwa terlalu sibuk, apalagi harus mondar-mandir kesana kemari atau melakukan rapat panitia hingga larut malam, dapat berdampak pada kelelahan tubuh.

Tubuh kita punya batas stamina. Manakala sang empunya tubuh melakukan aktivitas yang melampaui kemampuan, secara otomatis tubuh akan memerikan”sinyal” kelelahan yang berarti meminta istirahat. Kendati terdapat kejala-kejala umum kelelahan, si pemilik tubuh yang bersangkutanlah yang seharusnya dapat mendeteksi “sinyal” kelelahan tersebut untuk pertama kalinya.

Menurut spesialis penyakit dalamdari RSCM Jakarta, dr. H Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH MMB, kelelahan terjadi karena dipaksanya fisik dan mental kita untuk bekerja terus-menerus tanpa istirahat cukup. Belum lagi kondisi lingkungan yang tidak sehat seperti bising, suhu panas, serta asap rokok di dalam ruangan, akan memperburuk kelelahan yang terjadi tersebut.

Jika hal ini terjadi dapat menyebabkan terganggunya kesehatan secara umum, kambuhnya penyakit kronis, serta menurunnya daya tahan tubuh. Selain itu, kelelahan dan stress berat juga akan sangat mengganggu proses metabolisme dan hormonal di dalam tubuh.

“Dampak kelelahan dapat berakibat serius bagi kesehatan. Kondisi ini akan memburuk bila disertai konsumsi rokok yang terus-menerus dan minum kopi berlebihan, ataupun konsumsi suplemen dan minuman berenergi yang umumnya mengandung ginseng dan kafein,”tutur Ari.

Seperti halnya darah yang beredar melalui pembuluh darah ke seluruh tubuh, rasa lelah juga dapat dirasakan menyeluruh (sistemik) sehingga mempengaruhi ke organ-organ seperti organ pencernaan, jantung, dan sistem pembuluh darah, termasuk otak.

Menurut Ari, gangguan pencernaan merupakan hal utama yang terjadi jika seseorang mengalami kelelahan. Keluhan pencernaan yang timbul antara lain nafsu makan berkurang, sehingga akan memperburuk kondisi fisik. Seseorang yang mengalami kelelahan juga akan mengalami mual bahkan muntah seraya nyeri ulu hati.

“Apabila sudah ditemukan adanya gangguan kesehatan seperti mual muntah dan sakit kepala serta nyeri dada, adalah peringatan agar kita berhenti beraktivitas untuk mengobati gangguan kesehatan yang terjadi,”saran dia.

Berbagai penyakit kronis juga berpeluang kambuh jika seseorang mengalami kelelahan, diantaranya maag, gangguan kejiwaan, asma, diabetes, hipertensi, stroke, dan serangan jantung.

Dampak lain adalah terkait fungsi otak. Mereka yang mengalami kelelahan biasanya tidak mampu berkonsentrasi dan bekerja dengan baik, emosinya pun kerap meninggi. Sebagai contoh, kecelakaan lalu lintas sering terjadi pada pengendara yang sedang mengalami kelelahan, semisal pengemudi truk jarak jauh.

Selain itu, mengingat saat ini kita sedang mengalami pandemi influenza, kekhawatiran mengemuka manakala daya tahan menurun akibat kelelahan sehingga mudah terinfeksi virus. Sebut saja virus flu, virus hepatitis, demam typhoid (tifus), virus demam berdarah, ataupun infeksi usus berupa diare.

Perempuan lebih rentan Sindrom kelelahan

Mudah lelah, konsentrasi menurun, mengantuk, pusing, badan pegal atau ngilu, denyut nadi tidak teratur, susah tidur, sakit di dada, ketegangan di pundak, ketakutan tanpa alasan, kerap dirasakan mereka yang mengalami sindrom kelelahan.

Menurut psikolog dari Lembaga Terapan Psikologi Universitas Indonesia, Irma Gustiana A Mpsi, sindrom kelelahan merupakan sebuah kondisi klinis yang meliputi serangkaian gejala penanda kelelahan yang bersifat menetap. Gejala dimaksud bisa muncul berulang dan lebih dari enam bulan. Pada kondisi kronis, orang bersangkutan bahkan dapat merasakn lelah luar biasa kendati tidak melakukan aktivitas apapun.

Penyebab sindrom kelelahan bisa multifaktorial. Namun, kondisi stress diduga menjadi pemicu utama munculnya keluhan tadi. Pasalnya, stress dapat memengaruhi pola piker seseorang sampai akhirnya muncul gejal-gejal tersebut.

Walaupun stress merupakan gejala psikologis, tetapi tetap berhubungan dengan kesehatan fisik. Ketika kesehatan mental terganggu, berarti organ-organ tubuh juga akan terganggu dan menyebabkan imunitas menurun. Atau bisa jadi keduanya, karena fisik sudah lelah dan mental juga lelah akibatnya imunitas melemah,”paparnya.

Orang yang mengalami sindrom kelelahan kronis acap malas untuk bangun dari tidur dan beraktivitas. Hal ini tentunya akan memengaruhi kinerja seseorang sehingga prestasi kerja pun menurun.

Oleh sebab itu, Irma menyarankan jika gejala muncul berulang atau menetap, kinerja semakin menurun, fisik juga menurun, sebaiknya segera mencari pertolongan ke professional untuk mendapatkan perawatan tepat.

Irma menambahkan, baik pria maupun wanita berpotensi mengalami sindrom kelelahan. Kendati demikian, kecendrungannya kaum hawa lebih berisiko mengalami kondisi tersebut.”Wanita lebih rentan untuk mengalami sindrom kelelahan, karena mereka cendrung lebih mudah mengalami stress,”tandas Irma. (SINDO)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar