Sabtu, 01 Agustus 2009

TOKSOPLASMA MOMOK BAGI IBU HAMIL

Toksoplasma tetap saja mengintai celah untuk menginfeksi ibu hamil. Berbagai kondisi abnormal pada bayi merupakan salah satu akibat dari infeksi parasit tersebut.

Seorang ibu yang sedang hamil 11 minggu resah bukan main. Ia khawatir terinfeksi toksoplasma. Dalam tes darah di laboratorium, anti toksoplasma IgG : Negatif. Sedangkan, ini yang meresahkan, Anti Toksoplasma IgM : Borderline, ratio 0.99 (nilai rujukan negatif <>borderline >=0.8 - <1.1,>=1.1.

“Aku khawatir dengan kondisi seperti ini. Kalau teman-teman ada yang pernah mengalami kondisi sama seperti aku, please banget share infonya,” posting-nya dalam sebuah blog komunits peminat masalah kesehatan.

Toksoplasma memang menjadi momok bagi ibu hamil, terlebih pada saat kehamilan pertama. Salah satu jenis penyakit di sekitar kehamilan tersebut memang paling ganas dan cukup banyak menyerang ibu hamil, berikutnya janinnya.

Sebuah penelitian yang dilakukan March of Dimer, Lembaga PenelitianKhusus Ibu dan Anak Amerika, menunjukkkan, sekitar 40% wanita hamil pengidap toksoplasma pada awal kehamilan, akan menularkannya pada janinnya. Tercatat 17% janin terinfeksi pada tiga bulan pertama, 24% pada tiga bulan kedua, dan 62% pada tiga bulan ketiga. Akibat infeksi tersebut, 15% mengalami abortus atau kelahiran dini (premature).

Penelitian lanjutan menyebutkan, 90% bayi yang terinfeksi dapat lahir normal, namun 80% - 90% bayi tersebut dapat menderita gangguan penglihatan sampai buta setelah beberapa bulan atau beberapa tahun setelah lahir. Sebanyak 10% diantaranyadapat mengalami gangguan pendengaran.

Dalam Simposium Ilmiah Ikatan Laboratorium Kesehatan Indonesia, dr. Purwanto A.P, staf pengajar Fakultas Kedokteran (FK) Undip bagian patologi Klinik, mengatakan, toksoplasma memang biang kerok berbagai kondisi abnormal bayi, antara lain kelainan pada syaraf dan mata, serta kelainan sistemik seperti pucat, kuning, demam, pembesaran hati, dan limpa atau pendarahan.

Infeksi pada bayi juga berpotensi menyebabkan cacat bawaan, terutama jika terjadi pada usia kehamilan awal sampai tiga bulan. Toksoplasma juga dapat menyebabkan encephalus (tidak memiliki tulang tengkorak), hydrocephalus (pembesaran kepala), dan bahkan kematian.

Astri Rozanah Siregar, biolog pemerhati masalah lingkungan dan kesehatan dalam sebuah tulisannya, menyebutkan, sampai saat ini masyarakat seringkali salah kaprah menganggap kucing sebagai penyebab penyakit ini. Padahal dalangnya adalah parasit toksoplasmagondii, yang penularannya bukan hanya melalui kucing. Tetapi juga oleh hewan peliharaan lain, seperti burung, ikan, kelinci, anjing, babi, kambing, dan mamalia, bahkan manusia. Parasit ini juga dapat ditemukan pada daging dan telur setengah matang, buah dan sayuran yang tercemar tinja hewan peliharaanyang mengandung oosit toksoplasma.

Toksoplasma dalam bentuk tachizoit terdapat dalam cairan tubuh seperti darah, air liur, dan cairan sperma, yang mampu ditularkan oleh serangga lewat gigitan. Techizoit pun bisa bersarang dicalon telur atau kelenjar susu, sehingga tidak menutup kemungkinan telur dan air susu pun bisa tertular toksoplasma. Penularan juga bisa terjadi lewat transfusi darah atau transplantasi organ yang membawa kista toksoplasma. Cangkok jantung, ginjal, dan hati bisa menjadi ajang penularan toksoplasma.


LANGKAH PENCEGAHAN

Toksoplasma dapat ditularkan oleh semua binatang peliharaan. Bukan hanya kucing. Media penularannya begitu luas, sehingga potensi penularannya pun sangat besar. Walau demikian, kita dapat melakukan tindakan preventif. Berikut ini langkah pencegahan yang perlu anda lakukan :

  • Hindari kontak langsung dengan tanah yang potensial sebagai tempat parasit berada. Sebaiknya anda menggunakan sarung tangan jika sedang beraktivitas di lahan bebas, seperti berkebun.
  • Biasakan mencuci tangan, setiap kali sehabis beraktivitas, terutama jika anda akan menyantap makanan.
  • Pastikan sayur dan buah yang hendak dimakan telah dicuci bersih.
  • Masaklah daging hingga matang dengan pemanasan internal 70 derajat C setidaknya selama 15 – 30 menit.
  • Bersihkan tangan dengan air sabun setelah memegang daging mentah.
  • Hindari mengkonsumsi susu yang tidak dipasteurisasi.
  • Hindari mengkonsumsi telor mentah atau setengah matang.
  • Apabila anda memelihara kucing atau jenis binatang berkaki empat lainya, jangan lupa menjaga kebersihan kandangnya. Cucilah kandang dengan air panas.
  • Upayakan kucing anda tidak makan daging mentah, tikus misalnya.
(sumber majalah generik).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar